您的当前位置:首页 > 探索 > Luncurkan Program Ini, Kementerian ESDM Wujudkan Komitmen Transisi Energi Merata 正文
时间:2025-06-07 08:43:49 来源:网络整理 编辑:探索
Warta Ekonomi, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan Program Patri quickq官网下载安卓最新
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan Program Patriot Energi Angkatan IV yang merupakan hasil kolaborasi strategis antara Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) dengan Yayasan Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA).
Program yang dirancang untuk memberdayakan pemuda-pemudi terbaik bangsa sebagai fasilitator energi bersih di wilayah 4T (Terdepan, Terluar, Tertinggal, dan Transmigrasi) tersebut merupakan wujud komitmen Kementerian ESDM untuk transisi energi yang adil dan merata.
Baca Juga: Kemenperin Pastikan Ketersediaan Tenaga Kerja Unggul di Era Industri 4.0
"Transisi energi bukan sekadar pilihan, termasuk bagi Indonesia. Tetapi keniscayaan untuk menjawab tantangan perubahan iklim, menjaga ketahanan energi, serta menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkeadilan bagi generasi mendatang," ujar Direktur Jenderal EBTKE, Eniya Listiani Dewi, saat membuka Program Patriot Energi Angkatan IV kemarin, dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM, Selasa (3/6).
Eniya menegaskan bahwa akselerasi pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi tantangan utama yang harus dijawab dalam mendukung transisi energi nasional. Meskipun potensi EBT Indonesia mencapai lebih dari 3.600 GW, pemanfaatannya saat ini baru sekitar 15,6 GW, yang didominasi oleh pembangkit berbasis hidro, bioenergi, panas bumi, surya, dan angin. Sementara itu, meski rasio elektrifikasi nasional telah mencapai 99,83% pada triwulan I tahun 2025, masih terdapat sekitar 5.700 desa dan 1,3 juta rumah tangga yang belum terjangkau listrik PLN.
Sebagai bagian dari strategi percepatan transisi energi, pemerintah melalui RUPTL PT PLN (Persero) 2025-2034 menargetkan pembangunan 42,6 GW pembangkit EBT dalam sepuluh tahun ke depan, termasuk 10,3 GW untuk sistem penyimpanan energi. Di sinilah Program Patriot Energi berperan penting dalam mendampingi masyarakat dalam membangun dan mengelola fasilitas energi terbarukan secara berkelanjutan.
"Kami menyadari bahwa akses energi tidak hanya soal ketersediaan listrik, tetapi juga menyangkut harkat, martabat, dan masa depan masyarakat. Energi yang adil berarti tidak ada satu pun warga negara yang tertinggal. Dalam semangat inilah Patriot Energi dilahirkan, dan terus diperkuat hingga angkatan keempat hari ini. Patriot Energi hadir sebagai jembatan untuk mewujudkan keadilan energi di seluruh pelosok negeri," papar Eniya.
Lebih dari sekadar tenaga teknis, para patriot energi juga akan bertugas mengedukasi masyarakat, memetakan potensi energi lokal, serta membentuk organisasi pengelola energi yang mandiri dan tangguh. Peran mereka juga diharapkan dapat menjawab tantangan sosial dalam pengembangan EBT, khususnya di wilayah yang masih menghadapi penolakan seperti proyek panas bumi.
Eniya berharap, melalui semangat gotong royong dan pemberdayaan masyarakat, para Patriot Energi mampu mendorong kedaulatan energi nasional dan mengubah cara pandang bahwa pembangunan energi bukan hanya soal infrastruktur, melainkan juga bagian dari transformasi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Patriot Energi bukan sekadar program penempatan, tetapi sebuah gerakan pengabdian. Jadilah pelopor yang tidak hanya menyulut cahaya lampu, tetapi juga menyulut semangat belajar, semangat berdaya, dan semangat bangkit di tengah masyarakat," tutup Eniya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan IBEKA Tri Mumpuni menjelaskan bahwa pelaksanaan Program Patriot Energi Angkatan IV merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani antara Ditjen EBTKE dan IBEKA pada Juli 2024. Program ini telah dilaksanakan dalam tiga angkatan sebelumnya, yaitu tahun 2015, 2016, dan 2021, dengan jumlah peserta mencapai puluhan hingga hampir seratus orang setiap angkatannya.
Halaman BerikutnyaHalaman:
Airlangga dan Zulhas Bahas Koalisi Poros Keempat Sekembalinya dari Amerika2025-06-07 08:28
Sejumlah Tips Membeli Tiket Pesawat Jakarta2025-06-07 08:24
Sering Dipakai Masak, 5 Jenis Minyak Ini Ternyata Tak Bagus buat Tubuh2025-06-07 08:21
Erick Thohir Soal Penolakan Ray Dalio: 'Itu Ranahnya Danantara'2025-06-07 08:10
FOTO: Bayi 'Gemoy' Kuda Nil Kerdil yang Langka Lahir di Athena2025-06-07 07:48
Dari Ijen ke Dunia, Perhutani Bikin Kopi Desa Naik Kelas2025-06-07 07:40
China Center di Poltekpar Bali Diyakini Perkuat SDM Pariwisata RI2025-06-07 07:14
Gondongan Bisa Disembuhkan dengan Cuka, Mitos atau Fakta?2025-06-07 07:01
INFOGRAFIS: Daun Salam, Rempah Si Segala Bisa2025-06-07 06:46
Pikir Lagi Sebelum Pakai Hair Dryer di Kamar Hotel, Ini Kata Pakar2025-06-07 06:01
Mahfud MD Tegaskan Penangkapan Johnny G Plate Tidak Terkait Politik!2025-06-07 08:43
Kopi Susu Kekinian, Jadi 'Menu Pokok' di Setiap Kedai Kopi2025-06-07 08:37
ASUS Perkuat Komitmen TKDN Lewat Expert Series, Sasar UMKM hingga Korporasi2025-06-07 08:25
FOTO: Kala Muda2025-06-07 08:08
INFOGRAFIS: Temu Kunci, Rempah Sayur Bening Kaya Manfaat2025-06-07 07:58
EcoRing Hadir di Indonesia, Ubah Pasar Barang Mewah Bekas2025-06-07 07:52
Erick Thohir Soal Penolakan Ray Dalio: 'Itu Ranahnya Danantara'2025-06-07 07:08
Bacaan Sholawat Asyghil, Mohon Perlindungan dari Kezaliman2025-06-07 06:41
Turis Tuntut Google Gegara Diarahkan GMaps Lewat Sarang Penjahat2025-06-07 06:37
FOTO: Belajar Bikin Taman Rekreasi di Fun Asia Expo 20242025-06-07 06:17