Mensos Gus Ipul Soroti Kemungkinan Ketergantungan Bansos, Ekonom Ungkap Penyebabnya
时间:2025-06-05 00:30:30 出处:知识阅读(143)
JAKARTA,quickq怎么样 DISWAY.ID --Beberapa waktu yang lalu, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menyatakan kekhawatirannya akan terjadinya fenomena ketergantungan masyarakat terhadap pemberian bantuan sosial (bansos) di Indonesia.
Dalam keterangannya, Gus Ipul menyebutkan bahwa saat ini pihak Kementerian Sosial (Kemensos) RI juga turut menyoroti fenomena Demotivasi yang terjadi akibat banyaknya masyarakat yang menikmati bantuan sosial.
"Belakangan ini kita lihat munculnya fenomena demotivasi akibat menikmati bantuan sosial," ujar Mensos Gus Ipul dalam keterangan resminya pada Selasa 11 November 2024.
BACA JUGA:Menteri Komdigi Ungkap Alasan Belum Jenguk Pasien Judi Online di RSCM
BACA JUGA:Jadwal Pembagian Rapor dan Penilaian Akhir Semester Ganjil 2024, Siswa-Guru Wajib Tahu!
Sementara itu, Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Jakarta, Achmad Nur Hidayat menyatakan bahwa dalam praktiknya, bansos mulai dipandang sebagai instrumen permanen oleh masyarakat dan pemerintah.
Hal ini mengakibatkan bansos telah melenceng dari tujuannya yang bersifat adhoc, sementara persoalan kemiskinan struktural terus menjadi momok yang belum terpecahkan.
"Bansos, pada dasarnya, dirancang sebagai respons cepat terhadap situasi darurat, bukan sebagai strategi jangka panjang. Sayangnya, dalam praktiknya, bansos mulai dipandang sebagai instrumen permanen oleh masyarakat dan pemerintah," ujar Achmad saat dihubungi oleh Disway pada Senin 18 November 2024.
Menurut Achmad, ketergantungan masyarakat pada bansos bukanlah fenomena yang muncul secara tiba-tiba.
BACA JUGA:Waduh, Istana Sebut Ada yang Iseng Sampaikan Laporan ke Lapor Mas Wapres, Kok Bisa?
BACA JUGA:Kalender Desember 2024 Lengkap dengan Pasaran Jawa, Ada Tanggal Merah?
Faktor utama yang mendorong hal ini adalah kemiskinan struktural yang belum teratasi.
Banyak keluarga di Indonesia terjebak dalam siklus kemiskinan yang membuat mereka tidak memiliki akses terhadap pendidikan, pekerjaan layak, atau layanan kesehatan yang memadai.
"Ketika bansos hadir, ia menjadi penyambung hidup yang menggantikan peran mekanisme perlindungan sosial yang lebih berkelanjutan. Selain itu, pandemi COVID-19 memperburuk situasi dengan memaksa jutaan pekerja informal kehilangan mata pencaharian. Pemerintah, dengan alasan yang tepat, menggencarkan bansos sebagai langkah penyelamatan darurat," jelas Achmad.
- 1
- 2
- »
上一篇: 5 Tips Broker Global Octa Meraih Sukses dalam Trading
下一篇: Dunia Kerja Terancam Akan Dikuasai AI, Kemnaker Yassierli: Pentingnya Penguasaan Hard Skills
猜你喜欢
- Budi Arie Siap Diperiksa terkait Judi Online di Komdigi, Kenal dengan Belasan Mantan Pegawainya
- Penggila Kopi Wajib Simak, Ini 5 Bahaya Minum Kopi Setiap Hari
- Air Putih untuk Menurunkan Berat Badan, Memangnya Bisa?
- Thailand Bidik Lonjakan Turis jika Sahkan UU Pernikahan Sesama Jenis
- Erick Thohir Dukung Pembangunan Bandara Baru di Bali, Targetkan 100 Juta Wisatawan
- Air Putih untuk Menurunkan Berat Badan, Memangnya Bisa?
- Ekonomi RI Alami Deflasi 0,37%, BI Sebut Inflasi 2025 Sesuai Target
- Harapan Eks Pramugari Pengidap Kanker: Bertugas di Udara Sekali Lagi
- FOTO: Gaya Hidup Berkelanjutan di 'Apartemen Masa Depan' Prancis