您的当前位置:首页 > 综合 > Epidemiolog: Waspada Demam Berdarah di Musim Hujan 正文
时间:2025-05-25 10:05:23 来源:网络整理 编辑:综合
Jakarta, CNN Indonesia-- Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, quickq最新版本
Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap risiko penyakit demam berdarah dengue (DBD) di musim hujan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
"Masyarakat harus waspada terhadap genangan air. Barang-barang bekas yang memungkinkan genangan air sebaiknya itu dihilangkan dan dikurangi," kata Tri Yunis, seperti dikutip dari Antara.
Miko menjelaskan, demam berdarah biasanya mengalami peningkatan kasus pada awal dan akhir musim hujan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya, pada akhir musim hujan ketika curah hujan mulai berkurang, nyamuk kembali aktif dan dapat menyebar lebih luas. Inilah mengapa puncak peningkatan kasus demam berdarah sering terjadi antara bulan November hingga Desember, serta Maret hingga Juni.
Oleh karena itu ia mengimbau masyarakat untuk waspada dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air, Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk (3M).
Untuk menurunkan kasus demam berdarah (DBD), menurut Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UI itu diperlukan berbagai upaya atau intervensi yang dilakukan secara bersamaan.
"Tidak ada satu solusi tunggal yang bisa menyelesaikan masalah ini. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi vaksinasi, penerapan program 3M, serta penggunaan obat nyamuk. Semua harus digunakan," ujarnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa langkah-langkah pencegahan perlu dijalankan secara komprehensif untuk mencapai hasil yang maksimal.
Menurut dia, vaksinasi bisa sangat efektif terutama bagi mereka yang belum pernah terinfeksi virus dengue.
Vaksin ini membantu melindungi individu dari kemungkinan tertular demam berdarah di masa mendatang.
Namun, bagi mereka yang sudah pernah terinfeksi, vaksinasi tetap dapat diberikan, meskipun dengan aturan berbeda.
Untuk orang yang sudah pernah terinfeksi, vaksinasi hanya perlu dilakukan satu kali, bukan dua kali seperti yang direkomendasikan untuk mereka yang belum pernah kena.
"Semua intervensi ini harus dilakukan dengan konsisten dan terpadu, baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun sektor lainnya," katanya.
(antara/rir)Pembawa Ganja 1,3 Ton Dituntut Hukuman Mati2025-05-25 09:09
纽约时装设计学院怎么样?2025-05-25 08:49
Bahlil Ungkap Kabar Baik Disektor Hulu Migas, Apa Itu?2025-05-25 08:48
安特卫普皇家艺术学院珠宝设计申请解析2025-05-25 08:33
171 Orang Tewas dalam 5 Hari Festival Songkran di Thailand2025-05-25 08:30
5 Makanan Penambah Tenaga di Usia 502025-05-25 08:25
Dirjen Imigrasi Akan Cegah Kasus TPPO di Perbatasan2025-05-25 08:16
ABM Investama Berinovasi, Anak Usahanya Sukses Raih Penghargaan di Asia2025-05-25 08:04
Surat Pengajuan Cawagub DKI Masih di Gerindra, PKS: Biar Masyarakat yang Nilai2025-05-25 08:00
Saksi: Heru Kongkalikong Manajer Investasi, Kuasa Hukum Berang2025-05-25 07:48
Menteri PPPA Desak Hukuman Berat untuk Dokter Pelaku Kekerasan Seksual2025-05-25 09:54
Polisi Selidiki Video Viral soal Pilot Susi Air Kapten Philips Akan Ditembak KKB2025-05-25 09:51
南加州建筑学院排名具体情况如何?2025-05-25 09:08
Mahfud MD: MK Belum Berikan Putusan Resmi Terkait Sistem Proporsional Pemilu 20242025-05-25 09:07
Pneumonia Bisa Berujung Kematian, Vaksinasi Jadi Pencegahan Utama2025-05-25 08:52
PDIP Dan PPP Berkoalisi Menangkan Ganjar Pranowo2025-05-25 08:03
Tim Densus 88 Tangkap 3 Tersangka Teroris di Tiga Tempat Berbeda2025-05-25 07:56
东京艺术大学有摄影专业吗?2025-05-25 07:52
Vape dengan Obat Keras dalam Kasus Jonathan Frizzy, Apa Itu Etomidate?2025-05-25 07:36
多摩美术大学专业介绍2025-05-25 07:26