Inflasi hingga Upah Masih Naik, Jepang Mampu Tahan Dampak Tarif AS
时间:2025-06-05 03:52:43 出处:热点阅读(143)
Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda mengatakan bahwa ekonomi negaranya mampu menahan tekanan dari kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat (AS). Pihaknya juga yakin akan dapat mempertahankan siklus inflasi yang disertai pertumbuhan upah dari Negeri Sakura.
Ueda mengakui bahwa ketidakpastian kebijakan perdagangan dan tarif yang dikenakan bisa berdampak negatif terhadap ekspor, mendorong perusahaan menunda investasi modal, dan membuat mereka enggan menaikkan upah.
Baca Juga: Meutya Hafid Pamer Internet Capai 79,5% di Jepang
“Kebijakan tarif baru-baru ini akan memberikan tekanan ke bawah pada perekonomian kami melalui berbagai saluran,” kata Ueda dilansir dari Reuters, Rabu (4/6).
“Meski begitu, kami memperkirakan perekonomian dapat menahan tekanan tersebut karena laba korporasi yang historis tinggi berfungsi sebagai penyangga," tambahnya.
Ia juga menyebut bahwa ketatnya pasar tenaga kerja akan membantu mempertahankan tren kenaikan upah dan harga secara bersamaan — prasyarat penting untuk kenaikan suku bunga berikutnya di Jepang.
BOJ memperkirakan inflasi konsumen inti akan stagnan sementara, namun tetap meyakini bahwa tren akan meningkat secara bertahap menuju target 2%.
“Meski perkembangan kebijakan perdagangan sejak musim semi berdampak lebih besar dari yang kami perkirakan, kemajuan menuju target inflasi terus menunjukkan momentum,” ujar Ueda.
Ekonomi Jepang sendiri mengalami kontraksi pada kuartal pertama tahun ini, dengan pertumbuhan ekspor yang melambat pada April. Hal ini dipandang sebagai sinyal awal dampak negatif dari tarif tinggi terhadap pemulihan ekonomi yang masih rapuh.
Outlook ekonomi yang makin suram memaksa bank sentral untuk memangkas tajam proyeksi pertumbuhan dan inflasi pada 1 Mei. Hal tersebut akan mempersulit keputusan bank sentral terkait waktu kenaikan suku bunga berikutnya.
“Meski perlambatan pertumbuhan bisa menekan inflasi, data terbaru harga konsumen menunjukkan perusahaan masih terus meneruskan kenaikan biaya kepada konsumen dalam berbagai jenis barang,” jelas Ueda.
Namun demikian, ia menyampaikan optimisme bahwa apabila negosiasi dagang internasional membuahkan hasil dan ketidakpastian kebijakan perdagangan mereda, maka perekonomian global akan kembali ke jalur pertumbuhan moderat — yang pada akhirnya akan mempercepat pemulihan ekonomi Jepang.
Baca Juga: BAIC Mulai Produksi SUV di Indonesia, Siap Saingi Merek Jepang
Ueda, terkait waktu kenaikan suku bunga berikutnya, enggan memberikan sinyal spesifik dan menegaskan keputusan akan tetap bergantung pada perkembangan ekonomi dan harga di masa depan.
上一篇: Jangan Asal Makan, Ini 5 Kebiasaan yang Bikin Perut Jadi Buncit
下一篇: Jurus Kemenparekraf Cegah Bali Alami Overtourism: Program 3B
猜你喜欢
- Jakarta Catat Kasus Tertinggi Mpox, Ini Bedanya dengan Cacar Air
- 1.000 Orang Mendaftar untuk Penerbangan Misterius Tanpa Tahu Tujuannya
- 库内奥美术学院学费及申请要求
- 伦敦艺术大学每年在招多少人?
- Catat! Calon Kepala Daerah Tak Lulus Tes Kesehatan Dinyatakan Tak Penuhi Syarat
- Hidup Menderita, Penyebar Ujaran Kebencian Ini Menyesal Setengah Mati!
- 申请圣马丁时装设计学校留学怎么样
- 伦敦艺术大学有摄影系吗?
- Industri Global Akan Pusing, China Mau Terapkan Sistem Pelacakan Magnet Tanah Jarang